MUTIARA SAFA NAILA PRIHADI || SMA PERGURUAN RAKYAT 2
Saya Mutiara Safa Naila Prihadi, biasa di panggil Ara. Tapi tidak sedikit juga yang memanggil Mutiara. Saya lahir di Jakarta pada 8 Januari 2008. Saat ini saya menduduki bangku kelas 2 SMA, di SMA Perguruan Rakyat 2 Jakarta. Pada Januari 2025 kemarin, saya baru saja menginjak usia 17 tahun. Usia dimana saya diakui dan tercatat secara resmi sebagai warga Indonesia.
Saya sangat suka bernyanyi dan mendengar musik. Saat ini saya sedang suka mendengar lagu Make It To The Morning dari PARTYNEXTDOOR. Sebenarnya masih banyak lagu lagu lain yang sering saya dengar seperti Flatline, Swim, Bad Girls Like You, dan Jus' Know. Saya sangat menyukai lagu dengan genre R&B.
Setiap hari sabtu saya latihan silat di dekat rumah saya, tepatnya di rumah pelatih. Tapi kadang saya tidak hadir karena ada tugas dari sekolah yang mengharuskan saya izin latihan. Saya sudah berlatih silat sejak kelas 4 SD. Menurut saya silat adalah hal yang menyenangkan. Banyak hal yang saya dapatkan dari sana, mulai dari cara bela diri hingga mendapat banyak keluarga. Saya ingin menceritakan pengalaman tanding Desember kemarin.
- KEJUARAAN PIALA KONI 2024 -
Baru baru ini, tepat nya pada 29 Desember 2024. Saya meraih mendali Perak dalam event Kejuaraan Pencak Silat Piala Koni Jakarta Pusat Tahun 2024 kategori tanding prestasi kelas A Putri. Tidak mudah mendapatkan mendali tersebut. Saya harus berlatih rutin dan harus mengalami kegagalan berkali-kali. Hingga akhirnya mendali tersebut bisa menjadi milik saya. Sebuah kebanggaan bagi diri saya karena mampu meraih nya. Mungkin masih ada sedikit rasa sedih karena belum berhasil mendapatkan mendali emas. Tapi setelah saya melihat lagi prosesnya ke belakang, saya sangat bangga dan bersyukur atas keberhasilan saya.
Di pertandingan partai pertama saya mendapat lawan dari perguruan Merpati Putih. Lawan nya cukup lincah dan aktif. Di babak pertama, wajah saya mendapat pukulan keras dari lawan, dimana serangan arah atas merupakan pelanggaran. Jadi lawan mendapatkan pengurangan point. Sebenarnya tidak terlalu sakit, saya masih mampu melanjutkan nya. Di babak kedua, lawan menendang ke arah wajah saya, tepat di area yang dia pukul tadi. Baru lah saya merasa sakit, wajah saya memar dan bengkak. Namun, saya masih mampu melanjutkan hingga selesai dan memenangkan partai itu.
Lanjut di partai kedua, saya mendapat lawan dari perguruan yang sama yaitu Merpati Putih. Kali ini lawan nya jauh lebih agresif, dia cukup pandai dalam menangkap tendangan lawan. Namun itu tidak menyurutkan tekad saya, saya tetap berusaha semaksimal mungkin dengan strategi yang saya miliki. Hingga akhirnya pertandingan itu berhasil saya menangkan tanpa ada pelanggaran atau peringatan sedikit pun.
Sebelum masuk ke babak final, saya merasa sangat takut. Apalagi kondisi kesehatan saya kurang baik. Karena kepala saya terasa sangat pusing, jadi saya memutuskan untuk tidur sejenak. Lalu saya dibangunkan oleh teman saya karena partai berikut nya akan segera dimulai. Saya bergegas mengganti baju dan pemanasan. Belum selesai pemanasan, saya sudah disuruh masuk gelanggang karena partai saya dimajukan. Jantung saya berdegup kencang, rasanya sangat khawatir.
Sesampainya di tepi gelanggang, saya melanjutkan pemanasan sambil tak henti henti berdoa. Akhirnya giliran saya untuk bertanding. Kali ini lawan saya dari perguruan PSHT, perguruan besar yang atlet nya tidak diragukan lagi. Saat bertanding, baru saja saya melayangkan tendangan dan langsung berhasil disapu oleh tangkapan lawan. Kemudian dia membanting saya dengan kencang hingga kepala saya terbentur terlebih dulu. Tim medis sudah sangat sigap untuk membantu saya, tapi saya masih mampu berdiri dengan keadaan sangat pusing dan tak mampu berpikir harus melakukan apa berikutnya. Benturan itu cukup menjatuhkan mental saya, tapi saya tetap berjuang hingga akhir. Saya akui kemampuan lawan saya sangat hebat, dan itu memang terbukti. Akhirnya saya kalah di final, dan berhasil meraih mendali perak.
Instagram: @arcnsygy
E-mail: moetyyimut@gmail.com

